Nemukabar.com - Pasca beberapa anggota dewan dari Fraksi Partai Demokart Walkout saat sidang paripurna di DPR RI yang membahas tentang Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada beberapa hari yang lalu, kini cercaan dialamatkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan salah satu peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Ikrar Nusa Bakti menganggap sikap SBY sangat tidak mencerminkan citra tokoh politisi Demokrat sejati.
Terlebih lagi saat intruksi aksi Walkout yang dilakukan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf yang meminta kepada para anggotanya untuk meninggalkan ruang rapat. Alasan walkout pun dianggap cukup lucu. Partai Demokrat hanya ingin kesepuluh poin yang mereka ajukan diterima, namun tak dapat diakomodir dengan baik dalam pembahasan rapat paripurna RUU Pilkada dan mengajukan opsi ketiga yakni mendukung Pilkada Langsung dengan 10 catatan perbaikan.
Menurut Ikrar, jika seandainya SBY dan Partai Demokrat benar-benar mendukung Pilkada Langsung, kesepuluh poin perbaikan yang diajukan oleh partai berlambang mersi itu bisa dilakukan pembenahan di kemudian hari dalam upaya persoalan teknis. Apalagi kesepuluh poin tersebut sudah didukung penuh oleh partai pendukung yakni dari Fraksi Parrtai Hanura, PKB dan PDI Perjuangan.
"Ketika Anda seorang Demokrat, ada bergaining untuk menyelesaikan sebuah persoalan. Selesaikan saja belakangan bahwa persoalan teknis seperti itu bisa diselesaikan di kemudian," ujar Prof. Ikrar
Nusa dikutip dari Tribunnews, Minggu (28/9/2014).
Pengesahan RUU Pilkada yang diajukan oleh partai Koalisi Merah Putih (KMP) tersebut dianggap sebagai warisan terburuk bagi SBY selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Bahkan karena kekesalan rakyat Indonesia, sebuah hastag #ShameOnYouSBY sempat menjadi tranding topic di Twitter, namun hastag tersebut menjadi #ShamedByYou. Berbagai meme sindiran terhadap orang nomor satu di Republik Indonesia itu bermunculan.
Terlebih lagi saat intruksi aksi Walkout yang dilakukan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf yang meminta kepada para anggotanya untuk meninggalkan ruang rapat. Alasan walkout pun dianggap cukup lucu. Partai Demokrat hanya ingin kesepuluh poin yang mereka ajukan diterima, namun tak dapat diakomodir dengan baik dalam pembahasan rapat paripurna RUU Pilkada dan mengajukan opsi ketiga yakni mendukung Pilkada Langsung dengan 10 catatan perbaikan.
Menurut Ikrar, jika seandainya SBY dan Partai Demokrat benar-benar mendukung Pilkada Langsung, kesepuluh poin perbaikan yang diajukan oleh partai berlambang mersi itu bisa dilakukan pembenahan di kemudian hari dalam upaya persoalan teknis. Apalagi kesepuluh poin tersebut sudah didukung penuh oleh partai pendukung yakni dari Fraksi Parrtai Hanura, PKB dan PDI Perjuangan.
"Ketika Anda seorang Demokrat, ada bergaining untuk menyelesaikan sebuah persoalan. Selesaikan saja belakangan bahwa persoalan teknis seperti itu bisa diselesaikan di kemudian," ujar Prof. Ikrar
Nusa dikutip dari Tribunnews, Minggu (28/9/2014).
Pengesahan RUU Pilkada yang diajukan oleh partai Koalisi Merah Putih (KMP) tersebut dianggap sebagai warisan terburuk bagi SBY selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Bahkan karena kekesalan rakyat Indonesia, sebuah hastag #ShameOnYouSBY sempat menjadi tranding topic di Twitter, namun hastag tersebut menjadi #ShamedByYou. Berbagai meme sindiran terhadap orang nomor satu di Republik Indonesia itu bermunculan.
Tentang Walkout Partai Demoktar, Ini Kata Peneliti Senior LIPI
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
07:42
Rating:
No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.