Nemukabar.com - Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Pasal 17 Nomor 49 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa untuk program Sarjana (S1) dan Diploma 4 (D4) telah dibatasi hingga 5 tahun atau 10 semester. Sontak kebijakan ini pun menuai reaksi yang beragam dari berbagai kalangan khususnya Mahasiswa.
Salah satunya adalah Putri (17). Mahasiswi dari jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia angkatan 2014 itu menilai jika kebijakan tersebut cukup memberatkan Mahasiswa. Terlebih lagi jurusan yang ia ambil tersebut dianggap cukup sulit.
"Kalau maksimal hanya lima tahun sih nggak setuju, soalnya jurusanku itu banyak yang lulus lebih dari lima tahun. Belum lagi kalau jadi anggota BEM, udah sibuk kegiatan. Takutnya malah lebih dari ketentuan," ujar Putri.
Selain itu, Mega Silvana (21). Mahasiswi jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIP di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta angkatan 2011 itu menilai kebijakan yang diambil oleh Kemendikbud kurang tepat, terlebih lagi tahun depan, bangsa Indonesia akan menghadapi Asean Community yang menuntut generasi muda lebih berkualitas bukan hanya cepat lulus kuliahnya saja.
"Belum pas penerapannya, mengingat di tahun 2015 nanti Indonesia akan menghadapi Asean Community yang pada hakikatnya sarjana dituntut lebih berkualitas agar dapat berdaya saing (secara) Internasional." ujar Mega saat berbincang dengan Nemukabar.com.
Tampak tak senada dengan dua Mahasiswi di atas, Muhammad Rozali (20) yang merupakan Mahasiswa jurusan Teknik Informatika di STMIK Jayakarta, Jakarta angkatan 2012 itu menilai jika kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendikbud tersebut sudah tepat. Ia menambahkan agar Mahasiswa lebih tahu porsi dan target waktu lulus.
"Biar Mahasiswa itu punya target lulus, jadi nggak santai-santai saja," kata Rozali.
Keputusan Kemendikbud pun didukung juga oleh Lisna. Mahasiswi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah di Universitas Wahid Hasyim Semarang angkatan tahun 2011 itu menilai jika kebijakan pembatasan masa kuliah 5 tahun untuk sarjana satu sudah tepat.
Lanjutnya, Lisna menganggap jika saat ini masih banyak Mahasiswa yang justru terlihat lebih santai dalam menjalani masa kuliah. Akibatnya, masa kuliah mereka pun molor. Tak sedikit juga yang mengkambing hitamkan organisasi untuk melegalkan telatnya masa kuliah mereka.
"Setuju banget, biar nggak pada menyepelekan. Sudah dikasih kesempatan maksimal 14 semester saja masih banyak yang lewat batas. Banyak juga yang sampai dengan alasan demi kepentingan organisasi. Tapi tujuan awal kan tetap untuk kuliah, bukan untuk organisasi," tutur Lisna.
Mendikbud, Mohammad Nuh beralasan jika aturan batas masa kuliah tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kuota dan daya tampung di perguruan tinggi yang setiap tahun selalu bertambah. Ia menyatakan jika batas 5 tahun yang diberikan untuk sarjana strata satu sudah cukup.
"Kuliah (S1) kan waktunya 8 semester. Bila ditambah dengan dua semester, jadi maksimal 5 tahun. Kenapa diperketat, karena yang antre kan banyak," tutur Nuh.
Upaya pemerintah ini pun dinilai Nuh sebagai salah satu ajang untuk memacu semangat belajar bagi para Mahasiswa agar lebih giat belajar dan tak selalu bersantai-santai di kampus. (mib).
Salah satunya adalah Putri (17). Mahasiswi dari jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia angkatan 2014 itu menilai jika kebijakan tersebut cukup memberatkan Mahasiswa. Terlebih lagi jurusan yang ia ambil tersebut dianggap cukup sulit.
"Kalau maksimal hanya lima tahun sih nggak setuju, soalnya jurusanku itu banyak yang lulus lebih dari lima tahun. Belum lagi kalau jadi anggota BEM, udah sibuk kegiatan. Takutnya malah lebih dari ketentuan," ujar Putri.
Selain itu, Mega Silvana (21). Mahasiswi jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIP di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta angkatan 2011 itu menilai kebijakan yang diambil oleh Kemendikbud kurang tepat, terlebih lagi tahun depan, bangsa Indonesia akan menghadapi Asean Community yang menuntut generasi muda lebih berkualitas bukan hanya cepat lulus kuliahnya saja.
"Belum pas penerapannya, mengingat di tahun 2015 nanti Indonesia akan menghadapi Asean Community yang pada hakikatnya sarjana dituntut lebih berkualitas agar dapat berdaya saing (secara) Internasional." ujar Mega saat berbincang dengan Nemukabar.com.
Tampak tak senada dengan dua Mahasiswi di atas, Muhammad Rozali (20) yang merupakan Mahasiswa jurusan Teknik Informatika di STMIK Jayakarta, Jakarta angkatan 2012 itu menilai jika kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendikbud tersebut sudah tepat. Ia menambahkan agar Mahasiswa lebih tahu porsi dan target waktu lulus.
"Biar Mahasiswa itu punya target lulus, jadi nggak santai-santai saja," kata Rozali.
Keputusan Kemendikbud pun didukung juga oleh Lisna. Mahasiswi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah di Universitas Wahid Hasyim Semarang angkatan tahun 2011 itu menilai jika kebijakan pembatasan masa kuliah 5 tahun untuk sarjana satu sudah tepat.
Lanjutnya, Lisna menganggap jika saat ini masih banyak Mahasiswa yang justru terlihat lebih santai dalam menjalani masa kuliah. Akibatnya, masa kuliah mereka pun molor. Tak sedikit juga yang mengkambing hitamkan organisasi untuk melegalkan telatnya masa kuliah mereka.
"Setuju banget, biar nggak pada menyepelekan. Sudah dikasih kesempatan maksimal 14 semester saja masih banyak yang lewat batas. Banyak juga yang sampai dengan alasan demi kepentingan organisasi. Tapi tujuan awal kan tetap untuk kuliah, bukan untuk organisasi," tutur Lisna.
Mendikbud, Mohammad Nuh beralasan jika aturan batas masa kuliah tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kuota dan daya tampung di perguruan tinggi yang setiap tahun selalu bertambah. Ia menyatakan jika batas 5 tahun yang diberikan untuk sarjana strata satu sudah cukup.
"Kuliah (S1) kan waktunya 8 semester. Bila ditambah dengan dua semester, jadi maksimal 5 tahun. Kenapa diperketat, karena yang antre kan banyak," tutur Nuh.
Upaya pemerintah ini pun dinilai Nuh sebagai salah satu ajang untuk memacu semangat belajar bagi para Mahasiswa agar lebih giat belajar dan tak selalu bersantai-santai di kampus. (mib).
Mendikbud Batasi Masa Kuliah S1 Sampai 5 Tahun, Ini Kata Mahasiswa
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
19:28
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.