India, Nemukabar.com - Masyarakat di India tampaknya tengah resah dengan aksi para peretas dan penjahat siber yang selalu mengintai mereka termasuk dalam sektor perbankan.
Popularitas perbakan atau transaksi keuangan secara online di negara itu membuat salah satu target buruan yang empuk bagi para pelaku cybercrime untuk mlancarkan aksinya, mereka berbondong-bondong untuk menyebar malware di sistem komputer di negara tersebut.
Menurut informasi dari perusahaan sistem keamanan Trend Micro yang dikutip dari Thehindu.com, India adalah negara ketiga yang menjadi sasaran empuk para penjahat siber di seluruh dunia setelah Amerika dan Jepang.
Bahkan pada buan Mei 2014 saja, India memasuki negara yang menjadi korban serangan malware terbesar dengan jumlah 3.000 serangan dibawah Amerika Serikat dengan total 5.000 serangan malware dan disusul oleh Jepang yang mendapat serangan sekitar 13.000 yang terdeteksi.
Menurut Direktur TrendLabs, Myla Rowena V Pilao menjelaskan bahwa rata-rata sekitar 2,5 juta malware dideteksi setiap bulan di India. Bahkan 33 persennya didapati di aplikasi terinfeksi yang didownload pada jaringan komputer maupun gadget.
Akibat serangan tersebut, para peretas mampu merekam berbagai data privasi para pengguna internet di negara tersebut. Salah satunya adalah alamat email, alamat rumah, username, password, tanggal lahir hingga nomor telepon.
Pilao menyarankan agar otoritas India selalu meningkatkan keamanan jaringan di seluruh sektor sebagai salah satu yang paling prioritas untuk menjaga privasi dan kerentanan data yang bisa dicuri kapanpun oleh orang yak tak bertanggung jawab. Karena diketahui jika aksi serangan malware juga telah mempengaruhi laba organisasi dan penjualan pada perusahaan di sana. (mib).
Popularitas perbakan atau transaksi keuangan secara online di negara itu membuat salah satu target buruan yang empuk bagi para pelaku cybercrime untuk mlancarkan aksinya, mereka berbondong-bondong untuk menyebar malware di sistem komputer di negara tersebut.
Menurut informasi dari perusahaan sistem keamanan Trend Micro yang dikutip dari Thehindu.com, India adalah negara ketiga yang menjadi sasaran empuk para penjahat siber di seluruh dunia setelah Amerika dan Jepang.
Bahkan pada buan Mei 2014 saja, India memasuki negara yang menjadi korban serangan malware terbesar dengan jumlah 3.000 serangan dibawah Amerika Serikat dengan total 5.000 serangan malware dan disusul oleh Jepang yang mendapat serangan sekitar 13.000 yang terdeteksi.
Menurut Direktur TrendLabs, Myla Rowena V Pilao menjelaskan bahwa rata-rata sekitar 2,5 juta malware dideteksi setiap bulan di India. Bahkan 33 persennya didapati di aplikasi terinfeksi yang didownload pada jaringan komputer maupun gadget.
Akibat serangan tersebut, para peretas mampu merekam berbagai data privasi para pengguna internet di negara tersebut. Salah satunya adalah alamat email, alamat rumah, username, password, tanggal lahir hingga nomor telepon.
Pilao menyarankan agar otoritas India selalu meningkatkan keamanan jaringan di seluruh sektor sebagai salah satu yang paling prioritas untuk menjaga privasi dan kerentanan data yang bisa dicuri kapanpun oleh orang yak tak bertanggung jawab. Karena diketahui jika aksi serangan malware juga telah mempengaruhi laba organisasi dan penjualan pada perusahaan di sana. (mib).
India, Negara Ketiga yang Menjadi Korban Serangan Malware di Sektor Perbankan
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
16:18
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.