Kenaikan Harga BBM Tuai Hujatan Para Netizen

Nemukabar.com - Kebijakan pemerintah Jokowi-JK untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pun menuai reaksi keras dari berabagai kalangan. Bukan hanya di dunia nyata saja, protes dan hujatan terkait kebijakan tersebut juga terjadi di sosial media.

Salah satunya adalah di situs jejaring sosial Twitter. Sejak ditetapkan harga baru untuk bensin jenis premium dan solar bersubsidi, dua hastag #SalamGigitJari dan #salam2ribu pun menjadi tranding topic.

Berbagai kalangan masyarakat menilai jika kebijakan Presiden Jokowi tersebut tak pro rakyat. Salah satu netizen pemilik akun @CumiCola pun berkicau bahwa tanggal 17 November adalah Hari Tertipu Nasional.

Setelah berunding dgn tim pakar, kami mengusulkan agar 17 November ditetapkan sbg Hari Tertipu Nasional. #Sekian & #SalamGigitJari
— Cumi Cola (@CumiCola) November 18, 2014

Selain itu, pemilik akun @fenyhelwa pun mengeluhkan dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang diberlakukan oleh pemerintah pusat. Bagi dirinya yang mengaku sebagai karyawan yang mengandalkan angkutan umum sebagai alat transportasinya, ia pun merasa diberatkan dengan ikut merangkaknya harga ongkos angkot.

Ongks angkot pun hari ini uda naik pemirsa, naik kisaran 500-1000, mgkn ga sbrp tp klo untuk org kerja yg PP 6x dlm sminggu? #salamgigitjari
— ☃feny anwar (@fenyhelwa) November 18, 2014

Sementara itu, pemilik akun @iskandarjet pun juga menyayangkan dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Baginya, dampak dari kenaikan harga BBM yang membuat berbagai harga kebutuhan pokok lainnya melambung pun menjadi persoalan tersendiri.

Bensin naik urusan kecil. Tp begitu semua harga ikut naik, ini baru urusan besar. Ada yg jamin harga2 gak naik? #salam2ribu #BBMNaik
— iskandarjet (@iskandarjet) November 18, 2014

Pemerintah Jokowi-JK telah secara resmi memberlakukan harga BBM bersubsidi sejak hari ini, Selasa (18/11/2014). Untuk harga bensin jenis premium yang semula Rp. 6.500/liter menjadi Rp. 8.500/liter. Sedangkan untuk BBM jenis solar, yang semula Rp. 5.500/liter menjadi Rp. 7.500/liter. (mib).