Mungkin itulah judul yang saya rasa paling pas digunakan. Betapa tidak, sejak awal masuknya bulan Ramadhan hingga saat ini, berbagai kegiatan bagi-bagi makanan sahur untuk kaum kurang mampu pun gencar dilakukan. Berbagai kelompok mulai yang mengatasnamakan sekolah, kampus maupun komunitas mulai bertebaran sejak pukul 01.00 WIB dini hari menjelang jam makan sahur.
Berbagi berkah dan rezeki memang menjadi amalan baik tersendiri bagi siapapun yang menjalakannya, namun jika dilakukan dengan mengganggu kenyamanan dan ketentraman orang lain terlebih lagi mengganggu keamanan pengguna jalan lainnya akan menjadi mudharat tersendiri.
Hal ini juga tampak terpantau pada pukul 02.00 WIB di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Puluhan remaja dengan berbagai atribut sudah mulai bermunculan, mereka melakukan konvoi dengan melintasi kawasan yang dilihat ada manusia gerobak di sana. Dengan menggeber gas motor sambil melaju beriring-iringan, mereka membagikan nasi bungkus maupun nasi kotak lengkap dengan segelas minuman ke mereka yang dianggap membutuhkan.
Namun pemandangan tak sedap tampak dari mereka. Banyak dari mereka yang mengendarai motor tanpa mengenakan helm, knalpot racing digeber-geber hingga memekikkan telinga. Selain itu pengguna mobil yang malam menggunakan lampu rotator. Bahkan lebih parahnya lagi mereka bahkan sampai memblokir jalan hanya untuk mendahului rombongannya.
Tawuran.
Tak jarang dari kelompok SOTR ini yang terlibat dalam aksi tawuran antar kelompok yang lainnya, gesekan sosial ini sangat rentang terjadinya aksi baku hantam padahal jika menilik dari niatan baiknya ini sama, yakni sama-sama ingin berbagi dengan kaum yang dianggap kurang mampu.
Salah satunya adalah yang terjadi di kawasan Monas dan Panglima Polim. Tawuran antar kelompok penyelenggara SOTR hanya karena salah satu kelompok menyerobot jalur mereka. Alhasil masyarakat sekitar pun merasa lebih terganggu lagi.
Sikap Kepolisian.
Hampir setiap agenda SOTR ini adalah ilegal alias tak berizin dari pihak kepolisian. Ironinya, acap kali ditemukan adanya penyelenggaraan SOTR dengan konvoi kendaraan di jalanan jarang sekali ditemukan adanya aparat kepolisian yang mengawal aksi tersebut, akhirnya para anak-anak umur belasan tahun itu pun arogan dan ugal-ugalan.
Banyak masyarakat yang telah mengadukan permasalahan sosial seperti ini kepada pihak kepolisian. Tindakan pun diklaim sudah diupayakan untuk meminimalisir tindak kerusuhan saat menggelar aksi sosial seperti SOTR tersebut, kepolisian pun tak segan-segan untuk langsung menindak bagi yang menimbulkan keresahan warga hingga menyalahi aturan lalu lintas.
"Masuk operasi ketupat, kita akan tingkatkan patroli dan kewaspadaan. Jika konvoi tutup jalan, kebut-kebutan, memprovokasi, kita akan tindak, kita akan bubarkan," ujar Kadib Humas Polda Metro Jaya, Pol Rikwanto, Minggu (20/7/2014).
Tanggapan Masyarakat.
Menurut Suryanto warga Dewi Sartika, Jakarta Timur menilai aksi solidaritas berbagi makanan sahur seperti SOTR tersebut memang bagus, terlebih lagi kegiatan tersebut juga bernilai ibadah di bulan suci Ramadhan. Hanya saja asal dilakukan dengan cara dan etika yang baik. Tindak mengganggu jalan dan sopan dalam berkendara.
"Bagus sih, tapi kalo sampai ngeganggu pengguna jalan lainnya kan bahaya, apalagi mereka banyak yang pakai helm," ujarnya.
Kontributor : (ap/jup)
Kontributor : (ap/jup)
SOTR, Berbagi Berkah Tapi Meresahkan
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
09:26
Rating:
No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.