Jakarta - Pesta demokrasi Indonesia akan segera berlangsung beberapa bulan lagi, tepat di tanggal 9 April 2014 pemerintah telah mengagendakan dimana nasib negara ada ditangan seluruh rakyat Indonesia. Apalagi isu yang senter beredar bahwa akan ada pemilu serentak.
Banyak orang menilai bahwa upaya demokrasi mampu memberikan harapan besar bagi sebuah perubahan, karena memilih siapapun calon yang diusung sesuai hati nurani rakyat bukan karena janji manis ataupun buah 'money laundry', rakyat pun akan memilih sendiri siapa yang berhak menduduki kursi panas di negeri ini.
Potensi kecurangan dalam dunia demokratis memang menjadi batu sandungan demokrasi itu sendiri. Kurang siapnya kalah dalam pemenangan pencalonan para capres ataupun calon legislatif (caleg) membuat banyak pihak harus buka mata selebar-lebarnya. Bukan hanya menjadi tugas berat pihak terkait termasuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masyarakat pun harus ikut andil dalam pengawasan kegiatan demokrasi tersebut.
Khususnya Mahasiswa. Hal ini pun disampaikan oleh Capres Konvensi Partai Demokrat, Hayono Isman. Dalam sebuah diskusi publik bersama dengan elemen Mahasiswa dan Pemuda dalam tema 'Peran Mahasiswa dab Pemuda dalam Mewaspadai dan Mencegah Kerusuhan untuk Menunda Pemilu 2014' bekerjasama dengan BEM Se-Jakarta dan Lemkamnas.
"Kita memasuki tahun pemilu 2014 dan berharap pemilu 2014 akan mendapatkan pemimpin yang lebih baik", ujar Hayono di Gedung Joeang '45 (29/1/2014).
Beberapa narasumber dalam kegiatan diskusi publik bersama dengan elemen Mahasiswa dan Pemuda tersebut tampak Polda Metro Jaya, AKBP Antonius, Caleg PDIP Masinton Pasaribu, dan Intelektual muda PBNU, Abdul Ghopur.
Dalam diskusi tersebut banyak hal yang diperbincangkan bahwa pesta demokrasi seharusnya bisa berlangsung dengan tertib, seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih untuk ikut serta dalam upaya menentukan siapa nantinya yang akan menjadi orang nomor satu di Republik ini.
Hayono pun berharap agar seluruh masyarakat untuk tidak 'Golput' walaupun hak memilih ada di tangan masyarakat sendiri dan tidak melanggar konstituen namun sangat diharapkan masyarakat tetap ikut andil dalam menentukan siapa pemimpin Indonesia selanjutnya.
"Golput adalah pilihan dan tidak bertentangan dengan konstitusi kita, namun jadilah golput aktif dan tidak cuek", lanjut Hayono.
Selain itu ia pun menilai bahwa aturan main demokrasi sudah ditentukan, semua warga negara Indonesia yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah berhak untuk memilih. Sistem demokrasi harus dijalankan untuk mewujudkan kedemokratisan itu sendiri.
"Inilah demokrasi, tanpa sistem yang yang demokratis tidak mungkin terjadi", lanjutnya.
Dalam diskusi publik ini pun AKBP Antonius ikut memberikan masukan kepada para audiensi yang lebih banyak Mahasiswa dan Pemuda tersebut menyampaikan bahwa ada empat elemen yang mampu membuat kisrus dalam pagelaran akbar pesta demokrasi Indonesia, Pemilu 2014. Diantaranya adalah peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan Pemilu itu sendiri.
"Banyak dan dinamis selalu berubah-ubah, sehingga perlu sosialisasi kepada penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan masyarakat pemilih, sehingga pemahaman nantinya akan sama", terang Antonius.
Yang kedua adalah Penyelenggara Pemilu. Institusi penyelenggara pemilihn umum bisa menjadi potensi besar akan adanya kerusuhan dalam pemilihan umum nantinya. Kredibiltas dan Netralitas menjadi ujung tombak keberhasilan dalam kegiatan demokrasi yang bersih tanpa embel-embel Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Antonius juga menyampaikan bahwa seluruh elemen bisa ikut membentengi dan mengawasi kegiatan akbar tersebut termasuk Mahasiswa.
"Mahasiswa bisa ikut aktif menilai dan memagari penyelenggaraan pemilu 2014 nanti", lanjutnya dalam diskusi pubik bersama Lekamnas dan BEM Se-Jakarta.
Elemen ketiga adalah Peserta Pemilu. Dengan membuat mainset bahwa memilih adalah hak dan kewajiban bersama dalam menentukan pemimpin selanjutnya di negeri ini serta peran bersih dan memilih sesuai dengan hati nurani bukan karena embel-embel apapun membuat pemilu 2014 akan lebih nyaman dan kondusif.
Elemen terakhir dikatakan oleh Antonius adalah Strategi Pemenangan. Strategi yang ditempuh apakah bersih sesuai aturan konstitusi ataukah malah menggunakan cara hitam atau isu SARA. Tidak siap kalah dalam demokrasi bisa menjadi potensi besar dalam kerusuhan dan kekisruhan pemilu 2014 nanti Adanya kelompok-kelompok apatis dan kontra yang membuat potensi kerusuhan pun bisa terjadi.
"Mahasiswa bisa mengambil peran di 4 elemen penting pemilu untuk mecegah konflik yang kemungkinan akan terjadi nanti", tutup Antonius.
Cegah Konflik Pemilu, Mahasiswa Harus Ikut Ambil Peran Penting Dalam Pemilu 2014
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
09:23
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.