Belakangan ini media sedang heboh membicarakan tentang penyadapan yang dilakukan oleh badan intelijen Australia kepada negara Indonesia. Sejumlah nama-nama penting di Indonesia tercatat sebagai korban spying yang dilakukan oleh negara Kanguru tersebut.
Publik seakan dibuat linglung dan bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya disadap oleh Australia dan dalam kepentingan apa negara tersebut memantau aktifitas Indonesia dengan melakukan penyadapan.
Beberapa waktu yang lalu sempat terungkap sebuah dokumen berupa slide presentasi sejumlah 6 slide yang dalam salah satu slide mencatat nama-nama penting di Indonesia. Salah satu nama penting di urutan pertama tertera nama Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada mulanya dokumen yang dinilai sangat rahasia tersebut pertama kali dipublikasikan oleh dua media Australia, ABC dan The Guardian Australia. Keduanya memposting dokumen yang dimiliki oleh mantan agen rahasia Amerika, CIA, Edward Snowden.
Dokumen yang dibeberkan ke publik tersebut ternyata bukan sepenuhnya dikeluarkan, akan tetapi masih ada beberapa tambahan dokumen pelengkap yang isisnya pun masih dirahasiakan, ini berkaitan tentang keselamatan dan kelangsungan diplomasi antar kedua negara tersebut.
Direktur pelaksana media ABC, Mark Scott pun menyampaikan bahwa ini demi keselamatan hubungan antar dua negara tetangga tersebut. Dalam kapasitasnya, media ABC hanya mempublikasikan beberapa saja dokumen slide yang dibocorkan oleh sang pemilik WikiLeak, Edward Snowden. Salah satu alasan penyembunyian dokumen tersebut pun atas dasar saran dari salah satu pakar hukum yang memang tidak ingin disebutkan namanya, beliau pun salah satu orang dari pemerintahan.
Dalam kapasitas dokumen yang dikeluarkan memang diharapkan untuk mengantisipasi polemik yang dikhawatirkan akan memanjang. Namun ABC meyakini dokumen yang dibocorkan pun hanya memiliki dampak yang tak lama. Walaupun demikian tetaplah menjadi teka-teki yang semua orang akan berupaya untuk mengungkapnya.
Dokumen rahasia yang dimiliki intelijen Australia itu pun memang sukar untuk dimengerti, namun jelas di dalam salah satu halaman slide, terdapat nama pejabat penting Indonesia yang disadap melalui jaringan telpon yang dimilikinya. Lihat dokumen slide berikut ini :
Menilai perlakuan Australia terhadap upaya penyadapan dengan melakuan pengintaian kepada beberapa nama penting di Indonesia sejak Agustus 2009 ini sontak mengakibatkan masyarakat Indonesia semakin resah. Merasa tak aman dan merasa selalu dipantau, Akhirnya beberapa waktu yang lalu pun senter berita pembalasan yang dilakukan oleh para peretas Indonesia yang membombardir banyak situs penting di Australia. Upaya tersebut pun otomatis mendapatkan perlawanan sengit dari para peretas di Australia. Perang cyber pun tak bisa dielakkan.
Saat ini mulai mereda dan diminta presiden SBY segera melakukan tindakan nyata terhadap ulah pemerintah Australia. Lalu bagimana tindakan selanjutnya dan upaya Indonesia dalam melakukan antisipasi dari penyadapan yang dilakukan oleh negara lain.
Presiden SBY melayangkan surat khusus perihal aksi penyadapan Australia kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott dan meminta sikap baik kepada Indonesia.
Namun usuh yang paling nyata sebenarnya bukan hanya Australia. Sebuah badan intelijen Amerika, CIA pun sangat perlu diwaspadai. Meraka masih tetap melakukan aksi penyadapan kepada hampir seluruh negara di seluruh penjuru dunia. Ulah CIA ini terungkap pun lewat pembangkangan yang dilakukan oleh mantan tim rahasia CIA, Edward Snowden. Ulah CIA yang doyan melakukan penyadapan ini pun hingga membuat para perusahaan teknologi seperti Facebook, Yahoo, hingga Twitter melakukan upaya proteksifitas lebih serius untuk mengamankan berbagai dokumen para pelanggannya.
Apa Yang Sebenarnya Disadap Australia Kepada Indonesia ?
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
13:22
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.