Entah di Indonesia saja atau di negara lainnya juga sama, mereka selalu enggan untuk mengindahkan berbagai peraturan dan peringatan yang disampaikan baik melalui media sosial, media online, media televisi, media cetak, maupun media audio (radio).
Entah karena peraturan itu kebih nyaman jika dilanggar atau memang sudah menjadi kebiasaan melanggar. Contoh saja peraturan untuk dilarang menggunakan trotoar untuk berjualan atau lintasan kendaraan bermotor, peraturan dilarang parkir sembarang, atau bahkan peringatan tentang bahaya merokok.
Entah memang sadar atau tidak, doktrinitas sosial yang terjadi sangat memilukan, kali ini kita coba menelaah tentang bahaya merokok. Sudah gamblang dimana-mana bahkan peringatan bahaya ini justru produsen rokok pun yang mempublishnya, di iklan-iklan televisi, media cetak, bahkan di bungkus rokoknya pun selalu terpampang jelas peringatannya. Contoh beberapa gambar di bawah ini :
![]() |
SAMPLE - Iklan Rokok |
![]() |
SAMPLE - Peringatan Bahaya Rokok Di Bungkus |
Semua orang pun bisa membacanya karena memang dibuat dengan font yang cukup mentereng dan mudah untuk dilihat dan dibaca. Space tulisannya pun cukup luas dan tidak mungkin orang tidak melihat dan membacanya.
Di iklan rokok yang selalu ditayangkan di televisi, memang dalam sepanjang penayangan iklan rokok tersebut tidak ada aktifitas seseorang atau aktris maupun aktornya yang merokok bahkan memegang bungkus rokok sekalipun. Semuanya adalah iklan sosial dan bahan lawakan maupun motifasi positif. Tapi sejatinya iklan tersebut tetaplah iklan rokok dan disetiap akhir penayangan iklan tersebut selalu menampilkan peringatan yang besarnya segede gaban. Kita yakin bahwa semua orang di Indonesia sudah tidak buta huruf lagi dan pasti bisa membaca peringatan bahaya merokok tersebut meski hanya tayang beberapa detik saja.
"MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN".
Semua produsen rokok yang beredar di Indonesia menggunakan peringatan yang sama persis, mungkin ada pengecualian karena ada beberapa produsen rokok lokal non bea-cukai yang tidak menyematkan kalimat peringatan tersebut. Tapi jika semua tahu dan bisa membaca tentunya masyarakat akan melihat bahwa merokok adalah sebuah tindakan yang sangat berbahay baik untuk tubuh sendiri maupun orang lain.
Kita sering kali mendengar bahwa perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Jelas sudah bahwa bahaya yang ditimbulkan bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan orang lain terutama orang lain tersebut tidak pernah merokok. Lalu mengapa masih banyak yang tetap merokok ?
Selain merokok, banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang selalu dilakukan oleh masyarakat bahkan dalam keadaan sadar. Contoh lain adalah bahaya dilarang menggunakan telpon genggam saat berkendara. Hal ini jelas sangat membayakan diri sendiri bahkan pengendara lain. Saat berkendara tentunya konsentrasi dan fokus kepada jalanan menjadi hal yang sangat mutlak. Lalai sedikit bisa jadi nyawa yang menjadi taruhannya, bahkan pengendara lain bisa jadi imbasnya. Lalu mengapa masih banyak saja yang tidak mengindahkan larangan itu. Selain itu juga penggunaan helm. Mengapa masih banyak yang menganggap mengenakan helm saat mengendarai motor adalah hal yang remeh. Apakah kepala ada suku cadangnya, ketika jatuh dan pecah bisa diganti di toko material. Aneh.
Lalu ada lagi contoh lain yang masih suka masyarakat langgar peringatannya adalah jajan (sex bebas). Berhubungan Sex bebas tentunya sangat berbahaya karena kebanyakan kasus penyebaran penyakit HIV/AIDS terjadi akibat hubungan sex secara bebas bahkan tidak menggunakan pengaman (kondom). Padahal kita tahu bahwa penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya sampai saat ini, masyarakat baru dihimbau agar menghindari berbagai penyebabnya. Berhubungan sex lebih baik dengan pasangan sah saja agar lebih aman dan nyaman. Lalu mengapa masih banyak masyarakat yang seakan tidak menghiraukan peringatan tersebut ?
Selain itu yang sekarang marak sekali terjadi adalah penggunaan narkoba. Obat-obat yang mengandung zat adiktif berbahaya ini seakan menjadi trand tersendiri. Bahkan yang paling mirisnya obat-obatan terlarang ini justru telah menembus ke berbagai kalangan sosial masyarakat, baik orang kaya ataupun miskin, anak-anak maupun dewasa, bahkan rakyat ataupun pejabat semuanya sudah bisa dengan mudah disusupi oleh barang-barang haram ini. Padahal kita juga tahu tentang bahaya penggunaan obat terlarang tersebut, efeknya pun juga sudah bisa dilihat karena contohnya pun sudah banyak, tapi kenapa masih banyak sekali yang tidak menghiraukannya ?
Apakah dari semua peringatan yang disampaikan tidak masuk ke otak masyarakat atau memang cara penyampaiannya yang kurang bagus ?
BNN, BKKBN, POLRI, KEMENSOS dan yang lainnya nampaknya perlu ada evaluasi. Lebih giat lagi menggelar sosialisasi agar hal-hal tersebut tidak terus terjadi dan dari segenap penegak hukum dan yang berwajib harus bisa memberikan contoh secara konkrit dan aktif.
Apa mungkin peringatannya kurang efektif dan menyentuh karena terlalu baku, seperti "Jangan Parkir Sembarangan", "SAY NO TO DRUGS AND FREE SEX" dan yang lainnya perlu dievaluasi dan dirubah. Semua peringatan menggunakan intonasi negatif. Apa sebaiknya bisa digunakan dengan intonasi positif seperti :
"PAKAILAH NARKOBA DAN SEGERALAH KE AKHIRAT" (For Dug)
"LAKUKAN SEX BEBAS DAN KOLEKSI PENYAKIT KELAMIN LAINNYA" (For free sex)
"JANGAN PAKAI HELM KETIKA BERKENDARA DAN TUNGGU KEPALA ANDA PECAH" (Pelanggar pengguna helm)
"MEROKOKLAH DAN SEGERA JEMPUT AJAL ANDA" (For Smokers)
Renungkan!
Adakah Kesalahan Pada Sosialisasi Peringatan di Indonesia ?
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
09:37
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.