Alasan Obor Rakyat Disebarkan ke Pesantren

Nemukabar.com - Beberapa media saat ini tengah hangat memperbincangkan soal tabloid yang dinilai sebagai tindakan 'Black Campaign' Obor Rakyat. Tabloid tersebut adalah produksi dari salah seorang staff khusus Presiden yang juga sebagai Pimpinan Redaksi Setyardi Budiono.

Menurut Styardi, Tabloid tersebut merupakan buah karya jurnalis dan merupakan informasi fakta. Meskipun demikian, dirinya mengaku jika dalam muatan konten taboid berbentuk koran itu disisipi dengan pendapat dari redaksinya.

Tabloid Obor Rakyat diketahui sempat tersebar di beberapa Pondok Pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sempat berbagai kalangan yang mendapatkan tabloid tersebut cukup geram karena muatan isinya dinilai sangat kental dengan fitnah dan menjelek-jelekkan kubu Jokowi-JK yang saat ini tengah menjadi pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 tahun 2014.

Saat banyak kalangan termasuk tim sukses Jokowi-JK menilai jika tabloid Obor Rakyat bermuatan kampanye hitam. Salah satunya adalah soal agama para kader PDI Perjuangan di parlemen.

"Saya justru terheran-heran jika dianggap kampanye hitam. Pihak PDIP kan bisa melakukan klarifikasi. Memang redaksi secara tegas menyatakan jika ada 184 non-muslim kursi DPR itu kan fakta," ujar Setyardi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2014).

Sempat banyak kalangan bertanya-tanya kenapa tabloid Obor Rakyat itu disebar luaskan di kalangan Pesantren di daerah. Setyardi menilai jika kalangan yang dituju kebanyakan mereka yang belum memiliki akses secara bebas dan luas terhadap isu dan pemberitaan nasional via internet.

"Berdasarkan data dari APJI (Asosiasi Penyedia Jasa Internet) Banyak pesantren termasuk kelompok Masyarakat yang perlu dibantu untuk membuka akses informasi," imbuhnya.

Dengan alasan ini Setyardi menilai jika penyebaran tabloid tersebut tak perlu disampaikan ke kalangan akademisi seperti halnya Kampus maupun perkantoran, karena mereka sudah memiliki banyak akses ke internet untuk akses informasi yang ada.

"Kalai saya bagikan ke Kampus, mereka kan sudah tahu jika mayoritas para Caleg PDI Perjuangan itu non-muslim dan bus karatan." terangnya.

Sejauh ini kasus penyebaran tabloid Obor Rakyat ini telah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh tim Jokowi-JK. Badan Intelijen Negara (BIN) pun ikut diterjunkan untuk mengusut peredaran tabloid yang dinilai sarat dengan unsur kampanye hitam.

Gambar ilustrasi