Pemilu 2014, TNI Akan Tegaskan Sikap Netralnya

Nemukabar.com - Menjelang Pemilu 2014, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjamin seluruh jajarannya akan netral dalam pemilu 2014 mendatang. 

Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat membuka Rapim Pimpinan TNI tahun 2014 di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta Timur,  mengatakan pihaknya telah berkeliling dan mensosialisasikan bahwa TNI tidak ikut dalam politik.

"Niat baik TNI yang muncul adalah bagaimana TNI memiliki kontribusi yang sangat-sangat positif di dalam mengawal jalannya demokrasi di Indonesia. Karena itu yang menjadi keinginan dan tekad kami, maka dengan itu proses politik 2014 harus kita kawal dengan sebaik-baiknya.Demokrasi akan rusak dan cacat di Indonesia jika TNI bermain-main di arena politik," ujar Jendral Moeldoko.

Sementara itu Peneliti Politik pada "The Habibie Center", Bawono Kumoro melihat penegasan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ini diarahkan kepada para purnawirawan TNI yang mencoba maju sebagai calon Presiden 2014 mendatang seperti  empat purnawirawan lainnya yaitu; Prabowo Subianto, Wiranto, Endriartono Sutarto dan Pramono Edi Wibowo yang merupakan ipar dari presiden SBY.

Diketahui bahwa keempat jendral tersebut berencana untuk maju ke pilpres 2014 mendatang. Mereka bukanlah sekedar jendral sembarangan. Pada akhir jabatan mereka pernah menduduki sejumlah posisi strategis di tubuh TNI. Moeldoko berpesan memang keempat purnawirawan jendral ini agar tidak memanfaatkan institusi bekas tempat mereka mengabdi dahulu.

Jabatan Terakhir Purnawirawan / Capres 2014 :

Yang perlu diketahui bahwa keempat Capres tersebut memiliki jabatan yang pernah mereka duduki Seperti Prabowo Subianto di akhir jabatannya pada 1999 adalah selaku Panglima Komando Strategis Angkatan Darat. Endriartono Sutarto pada 2004 menjabat selaku Panglima TNI.  Sementara Wiranto pada 1999 selaku Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima ABRI. Dan Pramono Edhie Wibowo terakhir pada 2013 menjabat selaku Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Hal tersebut TNI tidak akan ikut campur dalam pilpres mendatang meskipun ada punawirawan kandidat yang pernah menduduki posisi strategis tersebut. 

"Untuk menghindari kemungkinan adanya prajurit TNI yang bermain dalam politik praktis , ada baiknya TNI mulai serius memikirkan kesejahteraan prajurit TNI. Hal ini menurutnya perlu dilakukan, agar para prajurit itu tidak mudah diiming-imingi materi dalam bentuk apapun dan dari siapapun",  Ujar Bawono Kumoro. (R_)