Cagar Budaya di Jakarta - Museum Fatahillah atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kota Tua oleh masyarakat Jakarta ini adalah sebuah komplek peninggalan sejarah belanda, banyak sekali bangunan-bangunan bekas masih berdiri kokoh meski sudah terlihat usang dan tak terawat, hanya beberapa gedung saja yang masih terus dirawat dan dipelihara seperti Musem Fatahillah dan Gedung kantor POS Indonesia dan beberapa gedung yang lainnya. Namun yang menjadi sentral dari pusat wisata ini adalah Gedung Fatahillah.
Menurut sejarah, gedung ini dulunya adalah Balai Kota, dibangung pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johan van Hoorn pada tahun 1707-1710. Karena gubernur yang memerintah batavia waktu itu adalah orang belanda, maka bentuk bangunan yang berdiri kokoh tersebut arsitekturnya menyerupai gedung di Belanda. Selintas gedung Balai kota Batavia tersebut menyerupai Istana Dam di Amsterdam sebuah ibukota di Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, di tahun 1968, Gedung bekas Balai kota yang memiliki nama lain Gedung Stadhuis ini diberi nama Museum Djakarta Lama di bawah naungan Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI). Setelah itu dari LKI, gedung bersejarah tersebut diberikan oleh Pemda (Pemerintah Daerah) DKI Jakarta. Selanjutnya di tanggal 30 Maret 1974 kala itu DKI Jakarta sedang dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin, gedung bekas Balai Kota Batavia tersebut akhirnya diresmikan sebagai museum dengan nama Museum Fatahillah.
Hingga kini Gedung Fatahillah tersebut dijadikan sebagai objek wisata masyarakat Jakarta dan pendatang yang ingin menikmati dan bernostalgia merasakan kehidupan sejarah secara gratis. bangunan-bangunan tua di sekitar museum tersebut membuat nuansa klasik sangat kental di tanah Jakarta. Di area gedung selalu dilakukan perawatan dan penjagaan agar cagar budaya ini tak cepat rusak.
Setiap malamnya museum ini selalu ramai didatangi oleh masyarakat DKI Jakarta khususnya, muda-mudi, orang tua dan anak-anak bebas datang ke cagar budaya tersebut kapan pun mereka mau. Halamannya luas sangat cocok untuk lokasi bersantai ria, bercengkrama dengan sahabat, maupun pasangan. Banyak sekali didapati para penjual makanan dan minuman dan jajanan lainnya, selain itu ada juga pusat perbelanjaan seperti pasar malam yang pasti selalu ramai ketika menjelang petang hingga tengah malam. Souvenir khas Jakarta dan berbagai barang dagangan lainnya pun ada di sini.
Sering kali didapati para penggila fotografi yang melakukan pemotretan di sekitar kota tua, alasannya sangat simple, selain klasik, suasanya dan gaya seninya sangat baik. Banyak sekali seniman-seniman berkumpul di sini mulai dari pelukis tubuh (tato), fotografer, pelukis kanvas dan masih banyak lagi yang lainnya. Pertunjukan debus pun semakin melengkapi kehebohan kota tua di setiap harinya terutama di malam minggu dan malam senin.
Jika kalian sedang jalan-jalan di kawasan kota tua atau museum fatahillah di siang hingga sore hari, jangan heran jika ada patung-patung pahlawan hidup di sekeliling kalian. Dandanan mereka bak sosok pahlawan nasional zaman penjajahan, mulai dari sosok prajurit perang, tokoh Jendral Sudirman, Bung Hatta, bahkan sosok dedemit seperti kuntilanak, vampir, maupun pocong ada di sana. Tapi jangan takut ya, mereka hanya menirukan sosok-sosok tersebut agar kalian terhibur dan bisa berfoto dengan mereka. Cukup memberikan uang seikhlasnya di keranjang yang berada di depan patung hidup tersebut dan silahkan berfoto ria bersama sosok-sosok patung hidup tersebut.
![]() |
Patung hidup objek foto - Museum Fatahillah |
Selain itu banyak objek-objek foto yang bisa kalian jadikan engle untuk mengabadikan momen klasik kalian seperti berfoto dengan patung meriam yang diletakkan di depan Museum Fatahillah.
Banyaknya pengunjung, Pemprov DKI pun menempatkan beberapa pos keamanan seperti Satpol PP yang selalu memantau lokasi dan dibantu dengan LIMAS Kota Tua. Mereka ditugaskan untuk menjaga keamanan tempat wisata maupun pengunjung agar lokasi cagar budaya tersebut tetap nyaman dan aman.
Menutur pantauan Nemukabar.com, sampai saat ini, hal yang cukup mengganggu di kawasan tersebut adalah keberadaan pengamen dan anak-anak yang dipekerjakan untuk meminta-minta dan cara memintanya pun beberapa ada yang dianggap cukup memaksa, jadi mereka enggan untuk berpindah ketika sang pengunjung tak kunjung memberikan uang. Ironi sekali jika banyaknya keamanan di lokasi tersebut namun masih didapati hal-hal semacam itu.
Mungkin hal ini bisa jadi koreksi kita bersama dan tindak lanjut dari Pemprov DKI Jakarta khususnya dinas terkait agar membuat cagar budaya ini lebih kondusif dan nyaman untuk dikunjungi. Selian itu tugas terbesar para pengunjung khususnya untuk tetap menjaga kebersihan di lokasi Museum karena Pemprov sudah menyediakan tempat-tempat sampah yang diletakkan cukup strategis.
Mari jaga dan lestarikan cagar budaya Indonesia sebagai warisan budaya bangsa yang patut untuk dilestarikan.
(MiB)
Balada Cagar Budaya Museum Fatahillah
Reviewed by Muhammad Ibnu Idris
on
21:38
Rating:

No comments:
- Berikan respon anda dengan memberikan komentar yang baik. Baca Disclaimer.
- Kotak komentar ini hanya dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki akun Google (Gmail / Google Plus).
- Jika anda tidak memiliki akun Google, silahkan berkomentar via Facebook di bagian atas.